Ahmad Fuadi adalah seorang penulis novel, pekerja sosial dan mantan wartawan dari Indonesia. Novel pertamanya adalah Negeri 5 Menara yang merupakan buku pertama dari trilogi novelnya. Karya fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk berprestasi. Walaupun tergolong masih baru terbit, novelnya sudah masuk dalam jajaran best seller tahun 2009.
Ahmad Fuadi mulai terkenal sejak novel pertamanya, Negeri 5 Menara. Novel tersebut merupakan buku pertama dari trilogi novelnya dan diadaptasi ke layar lebar pada 2012 dengan judul yang sama, dan menjadi salah satu film terlaris tahun 2012. Ia telah mendapatkan beberapa penghargaan, salah satunya adalah Penulis & Buku Fiksi Terfavorit versi Anugerah Pembaca Indonesia.
Biodata Ahmad Fuadi
Nama Lengkap : Ahmad Fuadi
Tanggal Lahir : 30 Desember 1972
Tempat Lahir : Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia
Pekerjaan : Pekerja Sosial, Novelis, dan Wartawan
Kewarganegaraan : Indonesia
Pasangan : Danya Yayi Dewanti
Biografi Ahmad Fuadi
Ahmad Fuadi lahir di Bayur Maninjau, Sumatera Barat, 30 Desember 1972 . Bayur, sebuah kampung kecil di pinggir Danau Maninjau. Ibunya adalah seorang guru SD dan ayahnya seorang guru madrasah. Ia menghabiskan masa kecilnya dan bersekolah hingga sampai Sekolah Menengah Pertama di Bayur.
Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama, Ahmad Fuadi merantau ke Jawa untuk mematuhi permintaan dari Ibunya untuk masuk sekolah agama. Ia memulai pendidikan menengahnya di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Di Pondok tersebut ia bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat.
Di Pondok tersebut Ahmad Fuadi mendapat nasehat dari guru-guru atau ustad-ustadnya salah satunya adalah "man jadda wajada", yang artinya "barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan menemui kesuksesan", serta ada sebuah kata-kata lagi yang selalu dia ingat bahwa "orang yang paling baik di antaramu adalah orang yang paling banyak manfaat." Akhirnya pesan-pesan tersebut yang menjadi prinsip yang selalu ia pegang dalam hidupnya.
Pada tahun 1992, Ahmad Fuadi lulus dari KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogi. Kemudian melanjutkan kuliah Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, Bandung. Saat kuliah, Ahmad Fuadi pernah mewakili Indonesia mengikuti program Youth Exchange Program di Quebec, Kanada tahun 1995-1996. Di ujung masa kuliah di Bandung, Fuadi mendapat kesempatan kuliah satu semester di National University of Singapore dalam program SIF Fellowship tahun 1997.
Tahun 1999, ia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S-2 di School of Media anad Public Affairs, George Washington University, USA. Merantau ke Washington DC bersama istrinya Danya, juga seorang wartawan dari majalah Tempo. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden Tempo dan wartawan Voice of Amerika (VOA). Mereka pernah melaporkan secara langsung berita bersejarah peristiwa 11 September 2001 dari Pentagon, White House dan Capitol Hill.
Pada tahun 2004, Ahmad Fuadi mendapat beasiswa Chevening untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk sebuah bidang dokumenter. Ia juga pernah menjadi direktur komunikasi di sebuah NGO konsevasi The Nature Conservancy sejak tahun 2007 hingga sekarang.
Ahmad Fuadi menguasai bahasa Inggris, Perancis, dan Arab serta pernah menerima award (penghargaan) antara lain: Indonesian Cultural Foundation Inc. Award tahun 2000-2001, Columbus School of Arts and Sciences Award, The Goerge Washington University tahun 2000-2001, dan The Ford Foundation Award tahun 1999-2000.
Karya Novel
Untuk saat ini tercatat ada 3 novel yang telah dibuat dan diterbitkan oleh Ahmad Fuadi, antara lain: Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, Rantai 1 Muara.
1. Negeri 5 Menara
Pada tahun 2009, Ahmad Fuadi menerbitkan novel pertamanya yang berjudul, Negeri 5 Menara, salah satu buku pertama dari trilogi novelnya. Novel ini bercerita tentang kehidupan 6 santri dari 6 daerah berbeda yang menuntut ilmu di Pondok Madani Ponorogo, Jawa Timur yang jauh dari rumah dan berhasil mewujudkan mimpi menggapai jendela dunia.
Di dalam novel itu menceritakan sebuah keterpaksaan seseorang pemuda ketika harus menuntut ilmu di pondok pesantren. Derita kehidupan pesantren dengan segala suka dan dukanya, dengan semua kedisiplinan dan kepolosannya. Dan yang paling mendasari dari semua cerita tersebut yaitu sebuah kata "man Jadda wajada" yang berarti "barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan menemui kesuksesan".
Novel tersebut masuk dalam jajaran best seller pada tahun 2009. Selain itu, pernah juga masuk pada nominasi Khatulisiwa Literary Award sehingga ada salah satu penerbit di Negeri Jiran Malaysia, yaitu PTS Litera tertarik untuk menerbitkan di negaranya dalam versi Bahasa yang berbeda, yaitu Bahasa melayu.
Sebagian royalti dari buku ini diniatkan untuk merintis Komunitas Menara, sebuah organisasi sosial berbasis relawan (volunteer) yang menyediakan sekolah, dapur umum, perpustakaan, dan rumah sakit secara gratis untuk kalangan yang tidak mampu.
2. Ranah 3 Warna
Pada tanggal 23 Januari 2011, Ahmad Fuadi menerbitkan novel yang kedua, yang berjudul Ranah 3 Warna, novel ini merupakan kedua dari trilogi Negeri 5 Menara bercerita tentang Alif yang baru selesai menamatkan sekolah di Pondok Madani (PM) Ponorogo Jawa Timur dan perjalanannya mewujudkan mimpi menjadi Habibie di Teknologi Tinggi Bandung, lalu merantau untuk menggapai jendela dunia sampai ke Amerika.
Ranah 3 Warna adalah hikayat bagaimana impian tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup terus digelung nestapa. Tuhan bersama orang yang sabar.
3. Rantai 1 Muara
Ahmad Fuadi menerbitkan novelnya yang ketiga pada tahun 2013, yang berjudul Rantau 1 Muara, novel ini merupakan tiga dari trilogi Negeri 5 Menara yang bercerita tentang perjalanan Alif dalam pencarian besar seorang manusia, yakni minat, belahan jiwa, dan makna hidup. Perjalanan Alif sesungguhnya dimulai ketika Alif lepas dari pendidikan kuliah dan mencari pekerjaan di era yang salah.
Mantra "man jadda wajada" saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat mantra kedua yang diajarkan di Pondok Madani: ''man shabara zhafira". Siapa yang bersabar akan beruntung. Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup satu persatu.
Penghargaan dan Beasiswa
Berikut ini beberapa penghargaan dan beasiswa yang diraih oleh Ahmad Fuadi.
- SIF-ASEAN Visiting Student Fellowship, National University of Singapore (1997)
- Indonesian Cultural Foundation Inc Award, (2000-2001)
- Columbian College of Arts and Sciences Award, The George Washington University (2000-2001)
- The Ford Foundation Award (1999-2000)
- CASE Media Fellowship, University of Maryland, College Park (2002)
- Beasiswa Fulbright, Program Pascasarjana, The George Washington University (1999-2001)
- Beasiswa British Chevening, Program Pascasarjana, University of London, London (2004-2005)
- Longlist Khatulistiwa Literary Award (2010)
- Penulis dan Fiksi Terfavorit, Anugerah Pembaca Indonesia (2010)
- Penulis/Buku Fiksi Terbaik, Perpustakaan Nasional Indonesia (2011)
- Liputan6 Award, SCTV untuk Kategori Pendidikan dan Motivasi (2011)
- Penulis Terbaik, IKAPI/Indonesia Book Fair (2011)
- Writer in Residence, Bellagio, Lake Como - Italy, Rockefeller Foundation (2012)
- Penghargaan Nasional HKI, kategori novel, DJHKI, Kementerian Hukum dan HAM (2013)
- Artist in Residence, University of California, Berkeley, USA, (2014)
silahkan komentar