Biografi Habiburrahman El Shirazy dan Karya-Karyanya

Biografi Habiburrahman El Shirazy



Biografi Habiburrahman El Shirazy lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976; umur 38 tahun adalah novelis nomor. 1 Indonesia dinobatkan oleh Insani Universitas Diponegoro. Kang Abik, demikian sapaan akrab para penggemarnya merupakan putra pertama dari pasangan Bapak K.H. Saerozi Noor dan Umi Siti Rodhiyah ini lahir di kota Semarang.


Masa Kecil Habiburrahman El Shirazy

Dimasa kecilnya Kang Abik sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Kedua orang tua Kang Abik sangat memantau pergaulan putranya. Ayahnya termasuk kategori orang yang sangat keras dan disiplin dalam urusan agama. Prinsip keluarga mereka yang mementingkan persoalan agama lebih dari segala-galanya membuat keluarga Kang Abik menjadi sangat religious.


Pendidikan Habiburrahman El Shirazy

Biografi Habiburrahman El Shirazy
Kapanlagi.com

Ia memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan  K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus atau MPK di Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya keFakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri. Pernah aktif di Mejelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo (1998-2000). Pernah menjadi koordinator Islam ICMI Orsat Kairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002).

Sastrawan muda ini pernah dipercaya untuk duduk dalam Dewan Asaatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang berpusat di Kairo. Dan sempat memprakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.

Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul 'Alim Wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul Membaca Insanniyah al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok Kajian MISYKATI Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi Ketua TIM Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara Nafas Peradaban (diterbitkan oleh ICMI Orsat Kairo) Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah Ilallah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), dan Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004).

baca juga: 


Penghargaan Habiburrahman El Shirazy

Beberapa penghargaan bergengsi lain berhasil diraihnya antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006. Dari novelnya yang berjudul "Ayat-ayat Cinta" dia sudah memperoleh royalti lebih dari 1,5 Milyar, sedangkan dari buku-bukunya yang lain tidak kurang ratusan juta sudah dia kantongi.


Karya-Karya Habiburrahman El Shirazy

Biografi Tokoh Habiburrahman El Shirazy Lengkap

Selain novelis, sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal sebagai sutradara, dai, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan dan Australia. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Di antara karya-karyanya yang telah beredar di pasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) Dalam Mihrab Cinta (2007), Bumi Cinta, (2010) dan The Romance. Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.



Kini novelis tersebut tinggal di kota Salatiga bersama istrinya, Muyasaratun Sa'idah dan kedua buah hatinya  Muhammad Ziaul Kautsar dan Muhammad Neil Author. Aktivitas kesehariannya lebih banyak digunakan untuk memenuhi undangan mengisi seminar dan ceramah, disamping juga menulis novel yang menjadi pekerjaan utamanya dan sesekali menulis skenario sinetron untuk sinemart (sebuah rumah produksi yang menaungi karya-karyanya di dunia perfilman dan persinetronan).

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

silahkan komentar