Tung Desem Waringin adalah seorang pebisnis, dan motivator yang berasal dari Indonesia. Dia juga merupakan pembocara terbaik, dan pelatih sukses, ia juga merupakan seorang penulis. Salah satu buku karyanya yang berjudul Financial Revolution mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI.
Buku Financial Revolution mendapatkan rekor sebagai buku inspirasional pertama dengan penjualan sebanyak 10.511 buah pada hari pertama saat buku tersebut diluncurkan.
Biodata Tung Desem Waringin
Nama Lengkap : Tung Desem Waringin
Tanggal Lahir : 3 Desember 1967
Tempat Lahir : Solo, Jawa Tengah, Indonesia
Agama : Kristen
Kewarganegaraan : Indonesia
Biografi Tung Desem Waringin
Tung Desem lahir pada tanggal 22 Desember 1967 di Solo, Indonesia. Ia dilahirkan dari keluarga sederhana. Sejak kecil ia telah mengalami berbagai macam kesulitan, yang bermula dari bisnis yang dikelola oleh ayahnya mengalami kebangkrutan. Karena hal tersebut, ia sejak kecil sudah dididik untuk menjadi seorang pekerja keras, jujur, dan disiplin.
Tung Desem membantu bisnis ayahnya agar ramai pembeli, namun usaha yang dikelola ayahnya masih belum berjalan dengan baik. Melihat keadaan tersebut ia mulai tertarik pada dunia marketing. Dia memiliki keinginan untuk dapat membantu bisnis yang dikelola ayahnya meraih kesuksesan.
Tung Desem kuliah di UNS (Universitas Nasional Sebelas Maret) Solo. Di kampusnya, ia termasuk mahasiswa yang beprestasi dan teladan. Pada saat kuliah ia menjadi seorang penjual emas. Ia mengambil emas dari kakaknya dan juga dari seorang pengusaha emas di Jakarta. Ia menjual emas tersebut tidak hanya dalam kota saja, bahkan ia juga menjual emasnya sampai ke luar kota.
Kesibukannya dalam berbisnis tidak menjadi penghalangnya untuk terus berkuliah. Pada tahun 1992 ia lulus kuliah dengan meraih gelar Sarjana Hukum, kemudia diterima di Bank BCA cabang Surabaya. Saat ia diterima, bank tersebut sedang bermasalah dan dinyatakan sebagai bank yang operasionalnya terburuk di Indonesia.
Perjalanan Karier
Semua berawal dari ketika ia lulus dari kuliah, kemudian diterima di Bank BCA cabang Surabaya sebagai Management Development Program pada tahun 1992. Berkat tangan dinginnya, ia berhasil membawa bank tersebut ke luar dari masalah tidak berprestasi menjadi cabang bank dengan hasil audit terbaik se-Indonesia hanya dalam waktu empat bulan, dari sebelumnya menempati nomor urut 20.
Tung Desem telah menunjukkan kualitasnya dengan membuat Bank BCA keluar dari masalah dengan hasil audit terburuk di Indonesia, prestasi ini juga menjadikan Surabaya memperoleh hasil audit terbaik di seluruh Indonesia, karena keberhasilannya tersebut membuat dirinya dikirim ke cabang-cabang bank BCA lainnya. Lagi-lagi ia membawa kemajuan yang berarti di setiap bank yang disentuhnya, seperti di Kupang dan Malang.
Saat di kota Malang, Tung Desem dipercaya memimpin BCA Cabang utama Malang. Di kota ini, ia kembali membuat prestasi yang gemilang. Pria yang dinobatkan sebagai The Most Powerful People In Business 2005 versi Majalah SWA ini mencatatkan pertumbuhan kartu ATM terbesar di seluruh Indonesia.
Pada saat krisis keuangan mulai melanda Indonesia pada tahun 1998, orang-orang melakukan penarikan uang secara besar-besaran sehingga banyak cabang bank kehabisan uang. Namun sebaliknya, di bank yang Tung Desem pimpin, malah kelebihan uang. Dengan kemampuan yang fenomenal itu, beberapa perusahaan mencoba mendekatinya dengan iming-iming gaji beberapa kali lipat dari gaji yang diterimanya di BCA, namun ia tetap menolaknya.
Pada tahun 2000 ayahnya jatuh sakit dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura. Hasil jerih payahya saat bekerja di Bank BCA hanya cukup untuk membayar peawatan ayahnya. Dari sini dirinya sadar, ternyata gaji yang diperolehnya dalam sebulan tidak cukup untuk membayar biaya satu malam berobat di rumah sakit itu.
Ketika ayahnya sedang dirawat di Rumah Sakit Elizabeth Singapura, ia membeli sebuah buku dan kaset Anthony Robbins, seorang tokoh pendiri dan presiden MarkPlus Inc marketing dunia.
Saat ia membaca buku dan melihat kaset tersebut, ia mendapat pencerahan dan semakin termotivasi untuk melakukan perubahan dalam hidupnya. Salah satu pertanyaan penting dari Anthony Robbins dalam kaset tersebut, "Apa dua hal kecil yang selama ini ingin kamu lakukan tapi kamu tunda-tunda?" Pertanyaan dapat menyentuh hatinya. Dalam dirinya mulai timbul keberanian untuk merealisasikan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Pertama, ia memutuskan untuk memeluk ayahnya. Ia sadar kalau selama ini tidak pernah memeluk ayahnya. Kedua, setelah delapan tahun bekerja di BCA, ia memutuskan keluar dan bergabung dengan Lippo Group di perusahaan Lippo Shop ia menjabat sebagai General Manager Pemasaran, namun tidak sampai satu tahun, ia mundur dari perusahaan itu karena ingin belajar lebih banyak lagi dari Anthony Robbins.
Suatu ketika saat ia sedang membaca surat kabar, ia membaca bahwa Anthony Robbins, seorang motivator yang ia kagumi akan mengadakan seminar. Pada saat itu ia dalam posisi tidak bekerja lagi, orang tua sedang sakit, dan istri baru melahirkan,dan terbatas dalam penguasaan bahasa Inggris, mengambil langkah besar tanpa menghiraukan keterbatasan dan kondisi yang sedang dihadapinya. Ia memutuskan untuk mengikuti training walau biayanya tergolong mahal.
Setelah mengikuti seminar tersebut, Tung Desem semakin bersemangat dan ingin terus belajar. Kemudian ia mengikuti seminar di Hawaii yang berbiaya US$ 10.000. Untuk menutupi biaya tersebut, ia menjual sebidang tanah miliknya satu-satunya yang ada di kota Malang.
Setelah mendapat lisensi Exclusive Indonesia Anthony Robbins Authorized Consultant, Tung Desem mengadakan seminar pertamanya tanpa dipungut biaya. Dalam perkembangan selanjutnya, seminar-seminar yang ia bawakan dikemas dengan topik yang segar dan inspiratif sehingga mendorong orang untuk mengikuti seminarnya.
Saat meluncurkan bukunya yang berjudul Financial Revolution pada tahun 2005, Tung Desum membuat aksi sensasional dengan menunggang kuda di sepanjang jalan Sudirman dengan berpakaian ala Panglima Besar Jenderal Soedirman sambil membawa poster bergambar buku yang sedang diluncurkannya.
Aksinya tersebut mendapat sorotan dari media cetak dan elektronik. Alhasil dari aksinya ini, bukunya langsung habis terjual sejak hari pertama diluncurkan. Bahkan permintaan melebihi jumlah cetakan pertama yang sebanyak 10.000 yakni 10.115 eksemplar. Atas prestasi penjualan bukunya yang fenomenal itu, ia mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Penulis Buku Inspirasional Pertama Financial Revolution di Indonesia yang penjualannya melebihi 10.511 eksemplar pada hari pertama peredarannya.
Setelah sukses memasarkan buku Financial Revolution, ia kembali membuat aksi sensasional di tahun 2008. Aksinya itu sempat menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat sebab ia menyebarkan uang seratus juta rupiah dari atas helikopter di daerah Serang, Banten sebagai kelanjutan promosi peluncuran buku fenomenalnya yang berjudul Marketing Revolution. Terbukti di hari pertama, bukunya habis terjual sebanyak 38.878 eksemplar. Angka ini cukup fantastis bahkan melebihi penjualan hari pertama buku Harry Potter dan buku-buku laris lainnya di Indonesia.
Tung Desem sendiri mengakui bahwa cara unik yang dilakukannya dalam memasarkan dua bukunya membuahkan sensasi yang luar biasa. Namun ia menyangkal kalau hanya sekadar sensasi saja yang membuat dua bukunya itu laris di pasaran melainkan juga ada nilai tambah yang melekat dalam setiap penjualan bukunya.
Begitu juga dengan strategi menyebarkan uang dari udara. Menurutnya hujan uang tidak meningkatkan penjualan. Usaha itu hanya untuk memperkenalkan dirinya sendiri agar lebih dikenal.
Tung Desem juga aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial di ranah pendidikan melalui Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA), dan mengajak serta peserta-peserta seminarnya untuk aktif berpartisipasi mendukung kegiatan sosial dalam bidang pendidikan tersebut.
silahkan komentar